Jumat, 15 Mei 2009

Rasa Ini

ketika kumendengar hal tentangmu
ketika kumelihatmu
kala itu pun juga aku tertunduk
aku merasa tak seimbang
kusadar di sekelilingku banyak yang lebih
lebih dari aku
kusadar kekuranganku
walau hanya sebatas teman..
tapi sudahlah..
kenapa juga aku harus memikirkanmu?
ceriaku kembali lagi..
tenangku kembali lagi..

sesosok yang hilang ternyata kembali lagi
itu kau...
seakan memberikanku harapan
berhembus udara segar di sekelilingku
memberikanku angin sejuk
atas segala rasaku..

satu tetes embun jatuh di atas telapak tanganku
kusambut dengan harap
senyum terukir di wajahku
tak dapat kusembunyikan
adakah lain yang sanggup?

rasa ini tampaknya ragu untuk keluar
aku tak tahu harus bagaimana
kupendam sendiri
kurasakan sendiri
nikmatnya melakukan ini sendiri
segala rasa, semuanya...

kutakut tak sama rasa denganmu
sempat kuduga benar ketakutanku..
ku tidak mengerti denganmu..
aku bagaikan ditusuk dari belakang
atas jawabanmu..
ah..aku tidak mengerti...
sebuah tanya yang tak harus kulontarkan
seandainya dapat kuulang waktu yang telah berputar..
andai saja...

suatu saat..
kusadari waktu berjalan sesuai dengan kehendak-Nya..
tak kuasa aku dibuatNya...

kuhargai setiap tetes hujan yang turun
menjatuhi keringnya tanah tertanam padi
kuhargai setiap seberkas cahaya yang jatuh
menyinari dengan lembut mahkota melatiku
kuhargai setiap kebaikannya
memberikanku rasa yang tak terkira..
memberikanku nafas segar di jiwaku..

oh..waktu melakukannya lagi...
ku tak sadari ragaku tergerak padamu
ku tak mengerti senyumku selalu merekah padamu
ku tak tahu hati ini mungkin tertuju padamu

adakah kau merasakan yang sama?


ku hanya bisa berdiam..
memandang jauh esok hari dengan kegundahanku
ku hanya diam saja..

aku takut jadi pengganggu untukmu..
ku tak tahu itu
maaf kutelah masuk di kehidupanmu
sungguh..aku tak tahu..
aku tidak ingin jadi pengganggu mawarmu..
andaikan ku tahu..
tak mungkin raga ini akan tergerak padamu
tak mungkin pula ada senyum merekah untukmu..
ku tak mau mematahkan mawar yang telah kau rawat
dengan segala kasih sayangmu..

namun kau meyakinkanku..
kau bilang kau akan memberikan buktimu..
walau pada akhirnya waktu yang akan menjawab..

lagi-lagi kau meyakinkanku..
lagi-lagi kau meyakinkanku..
apakah ada yang tahu bagaimana caranya dapat yakin kepadamu?
apakah ada yang tahu bagaimana mengetahui dalamnya hatimu?
apakah ada yang tahu apa isi hatimu?



----------

yakinkanlah aku jika itu murni dari hatimu
buatlah kupercaya padamu
seuntai harapan telah kubersitkan untukmu
jangan buatku tertunduk lagi
tertunduk dalam arti yang tak sama
bukan karena tak seimbang
tetapi karena kecewa
atas ubahnya sikapmu, tindakanmu, rasamu, pikiranmu

terlalu takut untuk sakit
terlalu takut untuk kecewa
tapi hidup adalah proses
kuharus menerima segala konsekuensi

dan sekarang kuhanya menjalaninya saja...
aku harap..
aku dapat menyambut tanganmu dengan penuh harap yang mendalam
suatu saat nanti...
sehingga esok kau dapat menggenggam erat tanganku
mengisi kekosongan ruang jemariku seperti yang kau katakan

kau seakan menjadi jiwa lain dalam raga
raga dimana jiwaku bersembunyi..
dua jiwa menyatu..
apa itu yang kau rasakan?
apakah itu yang kau inginkan?


Oleh:
ReYGa Rezpector
Yogyakarta, 110509 at 03:56